Merdeka!!!
Bahwa hampir setiap permasalahan yang terjadi di dalam negeri kita baik pada sektor sosial, ekonomi, maupun politik senantiasa berkaitan dengan konstelasi global yang ada. Imperialisme dan kolonialisme atas negeri kita sejak awal abad ke-19 adalah dampak daripada Revolusi Industri di Inggris yang melahirkan peradaban baru dalam sistem perekonomian dunia. Sebuah sistem perekonomian yang mengharuskan negara-negara maju untuk selalu mengeksploitasi sumber daya alam sebanyak-banyaknya dari berbagai belahan dunia sebagai bahan baku industri sekaligus mencari pasar baru sebagai akibat dari akumulasi barang dan modal yang terjadi di negerinya.
Bahwa hampir setiap permasalahan yang terjadi di dalam negeri kita baik pada sektor sosial, ekonomi, maupun politik senantiasa berkaitan dengan konstelasi global yang ada. Imperialisme dan kolonialisme atas negeri kita sejak awal abad ke-19 adalah dampak daripada Revolusi Industri di Inggris yang melahirkan peradaban baru dalam sistem perekonomian dunia. Sebuah sistem perekonomian yang mengharuskan negara-negara maju untuk selalu mengeksploitasi sumber daya alam sebanyak-banyaknya dari berbagai belahan dunia sebagai bahan baku industri sekaligus mencari pasar baru sebagai akibat dari akumulasi barang dan modal yang terjadi di negerinya.
Awalnya adalah sebuah kegelisahan yang sama diantara beberapa mahasiswa Universitas Yudharta Pasuruan yang melihat bahwa masih diperlukannya aktor aktor perubahan sosial dan sumbangsih apa yang bisa diberikan dengan label “mahasiswa” kepada negeri ini. Mungkin, tampak seperti hal yang naif bagi sebagian orang. Tetapi tidak bagi orang orang yang masih memiliki idealisme. Kesadaran individu bertemu menjadi kesadaran kelompok yang bermuara pada keputusan kolektif, yakni bergabung dengan gerakan mahasiswa bercorak nasionalis yang memperjuangkan ideologi kerakyatan.
GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia merupakan organisasi yang bersifat nasional yang lahir pada tanggal 23 maret 1954. Kata gerakan bermakna organisasi dalam melakukan sebuah tindakan harus berdasarkan upaya yang terencana dengan tujuan terencana yang dalam hal ini dimotori oleh mahasiswa indonesia. Motto organisasi sebagai “Pejuang Pemikir Pemikir Pejuang” menggambarkan bahwa kader GMNI tidak hanya berjuang tanpa dasar pikiran (konsep konsep) begitupun tidak juga berpikir tanpa melakukan aksi perjuangan.Kedua karakter pemikir dan pejuang benar benar harus melekat dan menjadi ciri khas kader GMNI. Sedangkan ideologi marhaenisme menjadi panduan gerak juang setiap anggotanya.
GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia merupakan organisasi yang bersifat nasional yang lahir pada tanggal 23 maret 1954. Kata gerakan bermakna organisasi dalam melakukan sebuah tindakan harus berdasarkan upaya yang terencana dengan tujuan terencana yang dalam hal ini dimotori oleh mahasiswa indonesia. Motto organisasi sebagai “Pejuang Pemikir Pemikir Pejuang” menggambarkan bahwa kader GMNI tidak hanya berjuang tanpa dasar pikiran (konsep konsep) begitupun tidak juga berpikir tanpa melakukan aksi perjuangan.Kedua karakter pemikir dan pejuang benar benar harus melekat dan menjadi ciri khas kader GMNI. Sedangkan ideologi marhaenisme menjadi panduan gerak juang setiap anggotanya.
Kalau beberapa orang mengidentikkan GMNI dengan sosok Bung Karno, memang hal ini tidak terbantahkan. Namun, jika mengidentikkan dengan salah satu partai atau ketakutan terhadap radikalisasi gerakan kiri yang destruktif, sudah menjadi rahasia umum,bahwa karena potesni perkembanganya yang pesat, GMNI sengaja dibusukkan dan dilabelkan dengan hal hal demikian. Belum lagi sejak Orde Baru berkuasa, GMNI dan ideologi marhaenisme mengalami pemberangusan. Wajar,hari ini generasi muda tidak mengenal organisasi nasionalis ini. Wajar ada streotipe yang benar benar memojokkan GMNI. Namun, karena tahan banting itu pula kader kader GMNI menjadi militan dan progresif revolusioner.
GMNI kemudian menjadi pilihan para pendirinya di Pasuruan. Pilihan ini bukan lahir dari ruang kosong dan pilihan acak. Tetapi karena GMNI adalah organisasi yang menerima anggota tanpa membedakan agama,suku dan ras.Artinya,di organisasi ini,kita belajar pluralisme dan multikulturalisme. Kedua, pemikiran bung karno sangat menjiwai analisa dan pola gerak.Pemikiran Soekarno yang sangat menarik dan dianggap sebagai solusi bangsa, pantas untuk dijadikan pedoman. Ketiga, GMNI berideologi marhaenisme yang memperjuangkan rakyat tertindas dari semua golongan. Sehingga pada tahun 2002, embrio GMNI Pasuruan mulai bermunculan sampai saat ini. Dan pada tahun 2004 mendapat SK dari pimpinan nasional. GMNI Pasuruan mayoritas kuliah di Universitas Yudharta yang memang sudah sejak 2003 pindah dari STAIS menjadi Universitas Yudharta Pasuruan.
Di GMNI Komisariat Yudharta Pasuruan, setiap kader yang hendak bergabung harus melewati rangkaian tes yang selektif dengan pertimbangan pertimbangan. Tak jarang banyak yang tidak lulus sebagai anggota dikarenakan kendala administratif dan ideologis. Kita berpegangan pada filosofi kader dan anggota. Setelah itu, anggota yang lulus akan dimentor potensi bakatnya. Apakah dibimbing menjadi kader organisatoris, ideologis atau politik. Sejak awal, spesialisasi gerakan memang sebaiknya kita lakukan. Pada perjalanannya, GMNI Komisariat Yudharta Pasuruan tetap berpegang pada pro kerakyatan. Semisal, kita melakukan advokasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di sebuah desa-desa sekitar purwosari. Anak anak warga kita kumpulkan dan diberi pelajaran yang di akhir masa didik, diberi sertifikat sebagai tanda kelulusan. Advokasi ke bawah lainnya juga dilakukan pada masyarakat sekitar dan mahasiswa. Pedagang pedagang di sekitar Pasuruan yang terancam digusur,kita perjuangkan. Baru baru ini kita juga melakukan advokasi ke desa srigading dengan LIVE IN selama 2 minggu. Aksi aksi kemanusiaan seperti penggalangan dana bencana alam selalu kita lakukan.
Sedangkan gerakan intelektual cukup mewarnai gerakan GMNI di Pasuruan. Kita memandang untuk bisa memengaruhi kebijakan di segala lini. Prestasi akademik tidak boleh ditinggalkan demi pembenaran atas nama “gerakan”. Kader-kader GMNI Komisariat Yudharta Pasuruan juga memandang media massa adalah alat gerakan untuk menyebarkan ideologi dan pemikiran. Mulai dari rubik opini dan bulletin sampai surat pembaca di media Kompas. Tidak ketinggalan media Internet harus dilirik sebagai tools mem propagandakan pemikiran kader GMNI. Forum-forum demokrasi virtual yang kita bentuk adalah upaya turut ambil bagian memanfaatkan teknologi sebagai media perjuangan. Hal ini penting, karena GMNI mau tidak mau juga tidak bisa lepas dari bagaimana membantuk brand di mata publik dan mempersuasi publik dengan ideologi GMNI sesuai dengan nafas zaman.
Sedangkan gerakan intelektual cukup mewarnai gerakan GMNI di Pasuruan. Kita memandang untuk bisa memengaruhi kebijakan di segala lini. Prestasi akademik tidak boleh ditinggalkan demi pembenaran atas nama “gerakan”. Kader-kader GMNI Komisariat Yudharta Pasuruan juga memandang media massa adalah alat gerakan untuk menyebarkan ideologi dan pemikiran. Mulai dari rubik opini dan bulletin sampai surat pembaca di media Kompas. Tidak ketinggalan media Internet harus dilirik sebagai tools mem propagandakan pemikiran kader GMNI. Forum-forum demokrasi virtual yang kita bentuk adalah upaya turut ambil bagian memanfaatkan teknologi sebagai media perjuangan. Hal ini penting, karena GMNI mau tidak mau juga tidak bisa lepas dari bagaimana membantuk brand di mata publik dan mempersuasi publik dengan ideologi GMNI sesuai dengan nafas zaman.
Namun, tentunya banyak sekali kendala yang dihadapi untuk sebuah idealisme. Kebanyakan perjuangan dilakukan dengan model patungan sebagai biaya sebuah upaya perubahan. Prinsip berdikari benar benar kita terapkan dalam berjuang. Tetapi itu bukan kendala dan alasan kemandegan gerakan. Selain itu tantangan zaman yang makin kompleks membutuhkan lebih dari sekedar idealisme. Konsep gerakan yang aktual harus terus menerus dicari dan dirumuskan. Untuk itulah dalam forum forum diskusi internal, kita mencoba trying and error untuk keluar dari pola pola usang gerakan. Dan tentunya banyak lagi lubang yang harus kita tambal dalam memperjuangkan ideologi GMNI. Bagaimanapun,dengan menyandang label aktivis mahasiswa, tidak boleh surut kita berpantang.
GMNI Komisariat Yudharta Pasuruan hanyalah salah satu aktor yang mencoba memberikan apa yang bisa diberikan dalam mengisi kemerdekaan. Kita kumpulan orang-orang yang sepakat dengan panji-panji nasionalisme, marhaenisme, pluralitas, persatuan harus terus ditegakkan di bumi pertiwi ini. Sekali lagi, gerakan mahasiswa bukan dewa serba bisa menyelesaikan masalah kemiskinan, pengangguran, konflik sosial dan sebagainya. Untuk itu, kita mengajak setiap elemen untuk menyambung sinergi gerak juang. Perubahan tidak bisa dilakukan sendirian dan menunggu Kalau begitu mari bergabung dan berjalan beriringan.
”Kami memang secuil api dalam lautan api perjuangan, namun kami tetap api”.
GMNI, JAYA!!!
MENANG!!!
”Kami memang secuil api dalam lautan api perjuangan, namun kami tetap api”.
GMNI, JAYA!!!
MENANG!!!